Mendeteksi Gejala Demam Berdarah

Mendeteksi GejalaDemam Berdarah. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) setiap saat terus mengancam masyarakat Indonesia. Penyakit yang bisa menjadi sangat fatal ini dapat terjadi setiap saat tidak melihat musim, meskipun kasusnya meningkat dalam bulan-bulan tertentu. Dalam beberapa hari, bahakan dalam hitungan jam penderita bisa masuk dalam keadaan kritis. Kecemasan para orang tua semakin meningkat, bila anaknya mengalami panas badan apa pun penyebabnya. Gejala DBD kadang rancu dengan gejala penyakit lainnya, karena itu sengkali dianggap remeh. Akibatnya, seseorang dengan DBD terlambat ditolong, bahkan dapat mengakibatkan kematian.

Foto By : www.deherba.com

Gejala umum penyakit demam berdarah adalah demam tinggi. Dokter spesialis anak RSUP Kariadi Semarang, dr MM DEAH Hapsari SpA(k) mengatakan bahwa masyarakat awam, bahkan seorang dokter ahli pun kadang sulit mendeteksi lebih awal diagnosis DBD. Gejala awal DBD tidak khas, hampir semua infeksi akut pada awal penyakitnya menyerupai DBD. Hapsari menuturkan, dengan adanya virus DBD dalam tubuh manusia, tubuh akan member reaksi. Bentuk reaksi tebuh terhadap virus ini pada anak akan berbeda. Bentuk reaksi pertama adalah pada pembuluh darah kecil di kulit berupa gejala ruam (rash). Bentuk reaksi kedua terjadi gangguan fungsi pembekuan darah sehingga menimbulkan pendarahan. Bentuk reaksi ketiga adalah terjadinya kebocoran pada pembuluh darah. “Gejala-gejala klinik DBD secara umum dapat berupa demam, nyeri pada seluruh tubuh, ram, dan pendarahan. Demam terjadi pada infeksi virus dengue ini timbul mendadak, tinggi (dapat mencapai 39-40 derajat celcius) dan dapat disertai menggigil,” papar Hapsari. Hapsari menambahkan, tetapi ada bebrapa karakteristik klinis yang bisa diamati untuk mencurigai penyakit DBD. Beberapa gejala yang diwaspadai adalah bila panas yang timbul mendadak, langsung tinggi di atas 39 derajat celcius. Begitu mendadaknya, terkadang saat anak berangkat sekolah dalam keadaan sehat. Namun ketika pulang sekolah anaknya sudah mengeluh panas dan ternyata panasnya langsung tinggi. Pada saat anak mulai panas ini biasanya sudak tidak mau bermain.

Menurut Hapsari, tanda bahaya yang harus diketahui pada penyakit DBD adalah tanda pendarahan kulit (bintik merah), hidung, gusi atau berak darah warna kehitaman dan berbau. Tanda bahaya lainnya adlaah bila panas berangsur dingin, tetapi anak tampak lemas dan pada perabaan dirasakan ujung-ujung tangan atau kaki dingin. Gejala yang ini sering dianggap sembuh, padahal merupakan tanda bahaya. “ Tanda bahaya lain yang menyertai adalah penampilan anak tampak sagat gelisah, kesadarannya menurun, kejang, dan napas sesak. Pada keadaan tesebut penderita harus segera dibaw ke dokter. Bila terlambat akan menimbulkan komplikasi yangberbahaya seperti shock, pendarahan kepala, pendarahan hebat di seluruh tubuh (DIC) datau gangguan fungsi otot jantung,” papar Hapsari.

Hapsari menuturkan, pada banyak kasus yang terjadi, DBD sering berujung pada kematian. Banyaknya kasus kematian yang terjadi seringkali diakibatkan karena ketidak tahuan dan lambannya penanganan penderita sehingga begitu penderita dibawa ke ruma sakit, kondisinya sudah parah. Sebenarnya tidak ada pengobatan yang spesifik atau pn vaksin untuk demam berdarah. “Oleh karena itu, pengobatan terhadap penyakit ini, terutama ditujukan untuk mengatasi pendarahan, mencegah/mengatasi shock/pre-shock, yaitu dengan mengusahakan agar penderita banyak minum, bila perlu pemberian cairan infuse,” tambahnya.

Sumber : Tabloid Nurani